Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
12 Juni 2009 | 19:40:12 WIB
MENGENAL EKOSISTEM PESISIR SECARA DEKAT SUNGGUH MENYENANGKAN DAN PENUH TANTANGAN
Praktek Lapangan Mahasiswa - Mahasiswi Perikanan FPPB UBB di Desa Penutuk, Pulau Lepar Bangka Selatan
Sebanyak 20 orang mahasiswa Prodi S1 Perikanan dengan peminatan Ilmu Kelautan semester VI dan 2 orang dosen pembimbing mengadakan praktek laut (PL) ke Pulau Lepar. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka studi lapang mata kuliah Praktek Laut (PL). Kegiatan ini berlangsung mulai 5-7 Juni 2009.
Berangkat dari kampus FPPB UBB tanggal 5 Juni pukul 10.00 dengan menyewa bus Pemda Kabupaten Bangka peserta praktek laut antusias mengikuti kegiatan ini. Perjalanan ke Pulau Lepar membutuhkan waktu yang cukup lama. Pukul 16.00 peserta PL baru tiba di Pelabuhan Sadai Kabupaten Bangka Selatan. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal motor ke Pelabuhan Penutuk Pulau Lepar selama 20 menit.
Setibanya di lokasi peserta PL kelihatan lelah karena perjalanan yang cukup jauh. Peserta langsung menuju rumah Kepala Desa Penutuk. Setibanya di rumah Kades Penutuk, peserta disambut dengan ramah Kepala Desa Penutuk serta penduduk setempat ikut menyambut kedatangan peserta PL. Setelah beberapa menit berbincang-bincang dengan Kades Penutuk, peserta langsung menuju penginapan yang telah disediakan Kades.
Malam hari peserta briefing dengan Kades dan Kepala Sekolah Penutuk untuk acara Praktek tanggal 6 Juni 2009. Keesokan harinya Peserta sudah siap jam 06.00 pagi untuk melakukan praktek laut.
Peserta dibagi dalam 4 tim, yaitu tim karang, tim lamun, tim mangrove dan tim gastropoda. Khusus tim karang praktek dilakukan di Desa Tanjung Labu, karena di Desa Penutuk kondisi perairan keruh. Sedangkan tim lamun, mangrove dan gastropoda tetap dilaksanakan di Desa Penutuk. Khusus di Desa Penutuk praktek dilakukan di kiri kanan pelabuhan berjarak 200 meter dari pelabuhan.
Tim Lamun melakukan perhitungan tutupan lamun dan indeks keanekaragaman lamun. Data awal diperoleh dari 3 stasiun pengamatan (sebelah kiri pelabuahan) dengan 15 transek ternyata jenis lamun yang dominan di Desa Penutuk adalah jenis Enhalus dan Thalassia. Kondisi perairan sangat keruh sehingga pengambilan sampel hanya 15 transek. Berdasarkan hasil awal yang ditemukan hanya 2 jenis lamun karena lamun kurang baik tumbuh di perairan keruh dan dekat dengan ekosistem mangrove (50 meter dari mangrove).
Sedangkan tim mangrove dilakukan sebanyak 3 stasiun (2 stasiun sebelah kiri pelabuhan dan 1 stasiun sebelah kanan pelabuahan), karena kondisi perairan mulai pasang maka hanya 3 stasiun yang bisa diamati. Dari hasil pengukuran ternyata jenis Rhizopora merupakan jenis mangrove yang dominan tumbuh di Desa Penutuk. Selain itu ada beberapa jenis Bruguiera, Avicennia dan beberapa jenis pakis.
Tim gastropoda dibagi dalam 2 tim, yaitu ada yang mengidentifikasi gastropoda di lamun dan ada yang mengidentifikasi gastropoda pada hutan mangrove. Khusus gastropoda yang berasosiasi pada padang lamun sudah banyak yang diambil masyarakat untuk konsumsi seperti siput gonggong. Jadi waktu penelitian dilakukan hanya sedikit gastropoda yang tersisa dan berukuran kecil dari genus Nitridae, Strombus, Conidae, Terebridae, dan beberapa jenis kerang-kerangan. Sedangkan gastropoda di hutan mangrove teridentifikasi ada beberapa jenis diantaranya Muricidae, Nassaridae, Turbinidae, Potamidae, Shiponaridae, dan beberapa jenis kerang-kerang lainnya.
Sedangkan jenis karang yang umum ditemukan adalah karang dengan bentuk pertumbuhan Acropora Digitate (ACD), Massive, Fungia dan beberapa Foliose serta ditemukan beberapa jenis alga.
Sekitar pukul 10.00 pagi praktek telah selesai dilakukan. Selanjutnya peserta makan siang di warung Desa Penutuk. Sungguh pengalaman menyenangkan setelah lelah praktek seharian peserta dihidangkan dengan makan siang lauk cumi-cumi, kepiting, udang dan ikan.
Sore hari sebagian peserta disibukkan dengan aktivitas masing-masing, ada yang pergi mincing, ada yang tidur karena kelelahan, dan ada pula yang jalan-jalan melihat pemandangan alam Pulau Lepar. Peserta mengunjungi taman wisata Benteng, yaitu tempat keberadaan 3 buah meriam dan makam peninggalan zaman kolonial di atas bukit tidak jauh dari Desa Penutuk. Selain itu peserta juga mengunjungi Bukit Menggu tempat stasiun transisi radio milik Telkom yang dibangun sekitar tahun 1992.
Dari atas Bukit Menggu bisa dilihat keadaan Pulau Lepar secara keseluruhan. Ada 3 desa yang terdapat di Pulau Lepar yaitu Desa Penutuk, Tanjung Labu dan Tanjung Sangkar. Selain itu terlihat perkebunan sawit yang luas milik pengusaha dari Medan. Dari atas Bukit ini juga bisa terlihat Pulau Pongok, Pulau Kelapan, Pulau Tinggi, Pulau Panjang, Pulau Mentangor, Pulau Pergam, Pulau Bidadari, Tanjung Merun, dan Pulau Bangka bagian Selatan. Pulau-pulau ini tergabung dalam Kecamatan Lepar Pongok dengan ibukota di Tanjung Labu. Pulau-pulau ini jaraknya berdekatan sehingga sangat memungkinkan jika pemeintah Kab. Bangka Selatan ingin menetapkan Pulau-pulau ini sebagai daerah tujuan wisata bahari.
Menjelang maghrib peserta baru kembali ke penginapan kemudian dilanjutkan dengan makan malam. Sekitar pukul 21.00 diadakan acara bakar-bakar ikan denga diiringi musik dan nyanyian dari para peserta. Sekitar pukul 00.00 peserta baru tidur karena kelelahan.
Minggu pagi tanggal 7 Juni 2009 peserta siap-siap untuk pulang. Pukul 07.00 peserta PL sudah siap-siap untuk berpamitan dengan masyarakat setempat. Sebelum pulang peserta PL melakukan acara penutupan dengan Kades Penutuk dengan memberikan kenang-kenangan dari mahasiswa UBB. Kepulangan peserta diantar dengan sikap hangat dan ramah dari masyarakat Penutuk. Pukul 08.00 peserta sudah menyeberang kembali ke Pelabuhan Sadai menggunakan Speed, karena kondisi perairan surut sehingga kapal tidak bisa menyebarang.
Setelah semua tiba di Pelabuhan Sadai kembali, peserta pulang dengan bus sewaan dengan keadaan letih tetapi pulang dengan sejuta kenangan yang tidak didapatkan sebelumnya.
Praktek Lapangan Mahasiswa - Mahasiswi Perikanan FPPB UBB
Praktek Lapangan Mahasiswa - Mahasiswi Perikanan FPPB UBB
Praktek Lapangan Mahasiswa - Mahasiswi Perikanan FPPB UBB
Pemandangan Desa Penutuk Pulau Lepar Bangka Selatan
Foto Bersama seluruh Tim dengan Kepala Desa Penutuk Pulau Lepar Bangka Selatan
Penulis : Jumroh Aqobah - Mahasiswi FPPB UBB
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
UBB dan BPS Provinsi Babel, Jalin Sinergi Melalui Nota Kesepahaman
Dialog Publik Kementerian Agama RI dan UBB, Strategi Penguatan Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan
Ambil Tema “18 Tahun Berpacu, Dengan BLU Melaju” UBB Gelar Dies Natalis
Usai Libur Panjang Idul Fitri 1445 H, Pimpinan UBB Silaturahmi ke Fakultas dan Unit Kerja
Mahasiswa UBB Sukses Raih Beasiswa Studi Di Universiti Kebangsaan Malaysia Melalui IISMA 2024
Tingkatkan APK Perguruan Tinggi, UBB Lakukan Shearing Season Bersama Kepala Sekolah Se-Bangka
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?